Saat saya melihat film dokumenter di
Pulau Okinawa ditaklukan selama 82 hari dengan jumlah korban tewas dari pihak Amerika 15.000 lebih dan tak kurang dari 70.000 dari pihak Jepang dan ribuan tentara yang terluka. Sejumlah armada kapal perang Amerika tenggelam, dan lebih dari 3.000 awak kapal tewas diserang oleh ratusan pesawat Jepang yang melancarkan serangan kamikaze yang menewaskan 1.900 pilot. Karena kegigihannya pasukan Amerika mengirimkan ratusan pesawat pengebom B-29 untuk menyerang Tokyo di malam hari dengan bom napalm, bom yang menyebarkan maut melalui lautan apinya. Tokyopun membara, bom napalm membumi hanguskan seisi kota, yang sebagian besar rumah penduduk terbuat dari kayu. Praktis puluhan ribuan jiwa hangus terbakar dalam semalam, inipun tak membuat Jepang menyerah, tentara dan warga sipil bahkan siap melakukan perlawanan sengit bila Amerika menyerbu kota mereka. Negara kecil, yang patut diacungi jempol dalam hal semangat pantang menyerah dan patriotismenya dalam membela kehormatan bangsa serta harga diri sebagai warga Jepang.
Menyerah bagi warga Jepang adalah aib, mereka memilih mati terhormat melalui perlawanan kamikaze atau harakiri. Semangat inilah yang membuat Amerika ragu melakukan penyerangan ke pulau Kyushu setelah Okinawa karena jumlah prediksi korban yang tewas dari tentara Amerika akan mencapai ratusan ribu. Karena alasan inilah pasukan Amerika melancarkan pengeboman dengan bom atom. Untuk pertama kalinya bom atom digunakan setelah sukses diuji coba melalui proyek Manhattan. Dan seperti kita ketahui bom atom mendarat di Hiroshima dan Nagasaki, menelan ratusan ribu warga Jepang dan akhirnya membuat Jepang menyerah tanpa syarat kepada Amerika dengan pertimbangan keselamatan rakyatnya. Dengan menyerahnya Jepang pada Amerika, maka berakhir pula perang dunia kedua dan musnah sudah kekuasaan penjajahan Jepang di Asia termasuk di Indonesia. Amerika melucuti persenjataan Jepang dan memperlakukan Jepang di dunia International. Tak hanya disitu, Amerika juga memastikan tidak adanya kebangkitan kekuasaan Jepang di masa mendatang, dengan membuat pangkalan Amerika di tanah Jepang sebagai base control keamanan Asia Pasifik hingga sekarang.
Bukan bangsa Jepang bila kekalahan perang membuat mereka terpuruk dan hilang semangat membangun negara, sebaliknya pantang menyerah tetap mengalir dalam darah warga Jepang untuk membangun kekuatan baru, yakni kekuatan ekonomi. Walaupun mereka minim sumber daya alam namun mereka kaya dengan semangat samurai, bermental baja dan inovatif dan kini Jepang telah meng-invasi hampir seluruh dunia termasuk Amerika sendiri dengan produk "Made in Japan". Siapa yang tak kenal produk elektronik merk Sony, Panasonic, Sharp, Sanyo, Hitachi, Canon, Casio, Fujitsu, atau produk otomotif seperti Toyota, Honda, Daihatsu, Hino, Suzuki, Yamaha, Kawasaki dan ribuan merk dari berbagai produk lainnya. Produk "Made in Japan" yang berkualitas dengan harga terjangkau dibanding produk Eropa atau Amerika membuat keberadaannya dapat diterima banyak negara. Pasar Amerika pun dibombardir habis-habisan dengan produk Jepang. Memang Jepang terpuruk di tahun 1945, namun Jepang telah membuktikan diri lagi sebagai penguasa dunia di bidang ekonomi bukan itu saja, Jepang adalah negara kedua terkaya di dunia setelah Amerika.
Bandingkan dengan negara kita yang menemukan harga dirinya dan meraih kemerdekaan di tahun 1945. Negara yang berlimpah sumber daya alam tiada duanya dibandingkan negara lain, namun tetap saja terjajah secara ekonomi dan mental.Negara kita telah kehilangan semangat'45, semangat yang membawa kita tidak lagi terjajah. Untuk membangun bangsa ini, kita perlu semangat 45, semangat samurai yakni semangat pantang menyerah.
Semangat samurai memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni kepentingan negara. Karena semangat inilah pasukan Jepang rela kehilangan segalanya bahkan nyawa sekalipun untuk terus mempertahankan harga diri bangsanya dan dengan semangat ini mereka terus bekerja sebaik mungkin untuk membangun perekonomian bangsa hingga tujuan menjadi penguasa ekonomi global terpenuhi.
2. Konsisten, semangat samurai tak pernah padam walaupun rintangan bertubi-tubi datang menghadang. Terus melakukan apa yang bisa dilakukan sampai tujuan tercapai.
3. Melakukan yang terbaik, semangat ini mengembangkan semua potensi ke titik maksimal sehingga muncullah tindakan yang kreatif dan inovatif. Semangat ini mendorong segala upaya menjadi lebih baik dan lebih baik.
Marilah dengan semangat samurai, kita membangun kehidupan yang lebih baik bukan untuk kepentingan diri melainkan demi kepentingan yang lebih besar, perusahaan, organisasi, kota tempat kita tinggal serta untuk bangsa dan negara. Bangkitlah Indonesiaku! (AB)