Senin, 30 Juni 2008

Semangat Samurai


Saat saya melihat film dokumenter di NAT'S GEO 30 tentang "Victory in Pasific" yang mengisahkan pertempuran antara pasukan Amerika dengan pasukan Jepang dan bagaimana berakhirnya perang dunia kedua. Saya kagum dengan semangat pantang menyerah pasukan Jepang, walaupun diujung kekalahan mereka tetap memberikan perlawanan pantang menyerah bahkan perlawanan kamikaze. Jepang mempunyai 5000 pilot kamikaze. Saat Amerika menyerbu pulau Okinawa, pulau terluar Jepang, tentara Amerika menyebutnya pertempuran yang paling berat selama perang dunia kedua bahkan penyerbuan sekutu di Normandy.

Pulau Okinawa ditaklukan selama 82 hari dengan jumlah korban tewas dari pihak Amerika 15.000 lebih dan tak kurang dari 70.000 dari pihak Jepang dan ribuan tentara yang terluka. Sejumlah armada kapal perang Amerika tenggelam, dan lebih dari 3.000 awak kapal tewas diserang oleh ratusan pesawat Jepang yang melancarkan serangan kamikaze yang menewaskan 1.900 pilot. Karena kegigihannya pasukan Amerika mengirimkan ratusan pesawat pengebom B-29 untuk menyerang Tokyo di malam hari dengan bom napalm, bom yang menyebarkan maut melalui lautan apinya. Tokyopun membara, bom napalm membumi hanguskan seisi kota, yang sebagian besar rumah penduduk terbuat dari kayu. Praktis puluhan ribuan jiwa hangus terbakar dalam semalam, inipun tak membuat Jepang menyerah, tentara dan warga sipil bahkan siap melakukan perlawanan sengit bila Amerika menyerbu kota mereka. Negara kecil, yang patut diacungi jempol dalam hal semangat pantang menyerah dan patriotismenya dalam membela kehormatan bangsa serta harga diri sebagai warga Jepang.

Menyerah bagi warga Jepang adalah aib, mereka memilih mati terhormat melalui perlawanan kamikaze atau harakiri. Semangat inilah yang membuat Amerika ragu melakukan penyerangan ke pulau Kyushu setelah Okinawa karena jumlah prediksi korban yang tewas dari tentara Amerika akan mencapai ratusan ribu. Karena alasan inilah pasukan Amerika melancarkan pengeboman dengan bom atom. Untuk pertama kalinya bom atom digunakan setelah sukses diuji coba melalui proyek Manhattan. Dan seperti kita ketahui bom atom mendarat di Hiroshima dan Nagasaki, menelan ratusan ribu warga Jepang dan akhirnya membuat Jepang menyerah tanpa syarat kepada Amerika dengan pertimbangan keselamatan rakyatnya. Dengan menyerahnya Jepang pada Amerika, maka berakhir pula perang dunia kedua dan musnah sudah kekuasaan penjajahan Jepang di Asia termasuk di Indonesia. Amerika melucuti persenjataan Jepang dan memperlakukan Jepang di dunia International. Tak hanya disitu, Amerika juga memastikan tidak adanya kebangkitan kekuasaan Jepang di masa mendatang, dengan membuat pangkalan Amerika di tanah Jepang sebagai base control keamanan Asia Pasifik hingga sekarang.

Bukan bangsa Jepang bila kekalahan perang membuat mereka terpuruk dan hilang semangat membangun negara, sebaliknya pantang menyerah tetap mengalir dalam darah warga Jepang untuk membangun kekuatan baru, yakni kekuatan ekonomi. Walaupun mereka minim sumber daya alam namun mereka kaya dengan semangat samurai, bermental baja dan inovatif dan kini Jepang telah meng-invasi hampir seluruh dunia termasuk Amerika sendiri dengan produk "Made in Japan". Siapa yang tak kenal produk elektronik merk Sony, Panasonic, Sharp, Sanyo, Hitachi, Canon, Casio, Fujitsu, atau produk otomotif seperti Toyota, Honda, Daihatsu, Hino, Suzuki, Yamaha, Kawasaki dan ribuan merk dari berbagai produk lainnya. Produk "Made in Japan" yang berkualitas dengan harga terjangkau dibanding produk Eropa atau Amerika membuat keberadaannya dapat diterima banyak negara. Pasar Amerika pun dibombardir habis-habisan dengan produk Jepang. Memang Jepang terpuruk di tahun 1945, namun Jepang telah membuktikan diri lagi sebagai penguasa dunia di bidang ekonomi bukan itu saja, Jepang adalah negara kedua terkaya di dunia setelah Amerika.

Bandingkan dengan negara kita yang menemukan harga dirinya dan meraih kemerdekaan di tahun 1945. Negara yang berlimpah sumber daya alam tiada duanya dibandingkan negara lain, namun tetap saja terjajah secara ekonomi dan mental.Negara kita telah kehilangan semangat'45, semangat yang membawa kita tidak lagi terjajah. Untuk membangun bangsa ini, kita perlu semangat 45, semangat samurai yakni semangat pantang menyerah.

Semangat samurai memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni kepentingan negara. Karena semangat inilah pasukan Jepang rela kehilangan segalanya bahkan nyawa sekalipun untuk terus mempertahankan harga diri bangsanya dan dengan semangat ini mereka terus bekerja sebaik mungkin untuk membangun perekonomian bangsa hingga tujuan menjadi penguasa ekonomi global terpenuhi.

2. Konsisten, semangat samurai tak pernah padam walaupun rintangan bertubi-tubi datang menghadang. Terus melakukan apa yang bisa dilakukan sampai tujuan tercapai.

3. Melakukan yang terbaik, semangat ini mengembangkan semua potensi ke titik maksimal sehingga muncullah tindakan yang kreatif dan inovatif. Semangat ini mendorong segala upaya menjadi lebih baik dan lebih baik.

Marilah dengan semangat samurai, kita membangun kehidupan yang lebih baik bukan untuk kepentingan diri melainkan demi kepentingan yang lebih besar, perusahaan, organisasi, kota tempat kita tinggal serta untuk bangsa dan negara. Bangkitlah Indonesiaku! (AB)

Baca Selengkapnya »»

Awas Wabah Berbahaya!


Lagu Kugadaikan Cintaku nyanyian Gombloh teringang ditelinga saya saat saya menuliskan artikel ini. Tentu sebagian besar Anda tahu lagu ini, lagu ini sempat populer di tahun 80-an sewaktu saya masih remaja. Lagu ini saya plesetkan menjadi "... kugadaikan diriku..". Di jaman yang serba materialistis dan serba sulit ini rupanya banyak orang juga menggadaikan barang-barang berharganya pada perum penggadaian guna mendapatkan cash money untuk memenuhi beragam kebutuhan mereka. Namun disadari atau tidak muncul pula wabah penggadaian integritas atau penggadaian diri guna mendapatkan cash money atau other income dari pekerjaan utama. Wabah ini menjangkiti banyak orang dari kalangan profesional, PNS, pejabat, aparat berwajib sampai para penegak hukum.

Wabah ini menyebar dalam berbagai rupa ada suap, pelicin, tanda terima kasih, uang rokok, dan lain lain. Apapun bentuknya, wabah ini bertujuan mengendalikan si penerima dan berakibat si penerima wabah ini kehilangan kesadaran akan kebenaran, demam tinggi karena uang, kehilangan kendali atas integritasnya, dan akhirnya menggadaikan dirinya pada uang. Apapun yang dilakukan selalu UUD (Ujung Ujungnya Duit) dan hembusan nafasnya berbunyi..." Du..it...Du..it..Do it for.. Du..it" layaknya sebuah mesin pencari uang tanpa peduli bagaimana dia mendapatkannya walaupun menjual hati nurani, menjual kebenaran dan menggadaikan harga diri.

Penderita wabah ini di drive oleh uang. Bagian keuangan akan mencairkan uang walaupun belum jatuh tempo karena sudah mendapatkan pelicin di rekeningnya. Bagian DO (Delivery Order) akan membuatkan DO pada customer yang lebih dulu mentransfer sejumlah uang ke rekening pribadinya. Bagian operation akan menempatkan tenant atau supplier konsinyasi pada posisi strategis yang memiliki trafic bagus setelah ada tips. Bagian pembelian menentukan supplier tertentu setelah dia mendapatkan uang tanda terima kasih atau komisi sekian persen dari nilai pembelian atau nilai tender yang disetujui. Hakim atau jaksa akan memberikan vonis ringan bahkan bebas setelah ada uang perkara yang harus disetor dulu. Aparat berwajib akan mengakhiri perkara dengan jalan damai setelah mendapatkan uang dari kedua belah pihak. Para kriminal kerah putih menyetorkan sejumlah dana taktis pada oknum aparat agar bisnisnya berjalan lancar. Wabah ini seakan tak terkendali lagi.

Suatu ketika ada teman saya menghampiri saya dengan sukacita, dia menceritakan baru mendapatkan proyek baru yang akan menghasilkan keuntungan lumayan besar. Saat saya tanya bagaimana dia bisa mendapatkannya, dia menjawab, "Ah.. itu gampang! Setelah saya transfer sejumlah uang, dia (pengambil keputusan) jadi mudah diatur bahkan pencairan pembayaranpun gampang diatur." Kalau sudah seperti ini proses penggadaian telah berhasil, tak ada lagi rasa hormat yang ada hanyalah manipulasi sikap yang di dorong pada keuntungan pribadi semata. Bila si penderita wabah ini kehilangan jabatan dan kewenangannya maka hubunganpun berakhir.

Bagi Anda pemilik usaha yang memiliki karyawan penderita wabah ini tentu ini berdampak pada keuangan, independensi, kinerja dan juga image perusahaan. Semakin kronis dan meluasnya wabah ini, perusahaan akan tergerogoti dari dalam sebelum akhirnya tutup usia. Survey membuktikan kejatuhan perusahaan sebagian besar karena faktor internal salah satunya wabah ini. Lihat aja betapa terpuruknya bangsa ini. Bangsa yang seharusnya kaya raya melimpah dengan sumber daya alamnya berakhir menjadi bangsa yang miskin karena sebagian besar petingginya terjangkiti wabah ini dan akhirnya bangsa ini tergadaikan. Karyawan penderitaan wabah ini dapat pula menggadaikan perusahaan karena dibenaknya hanyalah kepentingan pribadi.

Bagi Anda profesional, PNS, karyawan, aparat penegak hukum bahkan mungkin pejabat tinggi sekalipun bila Anda terkena wabah ini, segeralah hentikan wabah ini karena bisa berujung ke KPK atau hotel prodeo, lumayan dapat ransum gratis beberapa tahun haha... Wabah ini akan menjadikan Anda budak uang karena hidup Anda tergadaikan sejumlah uang yang Anda terima. Hidup Anda seperti sapi yang dicucuk hidungnya, hidup yang tergadaikan dikendalikan oleh uang. Bila Anda panas membaca tulisan ini, Anda perlu bersyukur berarti wabah ini belum kronis menyerang hati hurani Anda. Matikan segera wabah ini atau Anda akan dibawa ke tempat penyembelihan haha...

Bagi yang tidak tertular wabah ini dan Anda berpikir kok rasanya lebih mapan hidup orang yang kena wabah penggadaian, untuk jangka pendek ya.. tapi tidak untuk jangka panjang. Berbahagialah Anda yang masih memiliki prinsip dan harga diri yang tak tergadaikan. Orang jujur akan mewarisi negeri ini. Sukses selalu! (AB)

Baca Selengkapnya »»

Daud vs Goliat


Sebagian besar kita pernah mendengar cerita ini, suatu cerita seru tentang pertempuran yang tak seimbang. Daud adalah seorang pemuda ingusan bermental baja, pemuda yang biasa menggembalakan kawanan kecil domba ayahnya. Tak memiliki pengalaman apapun tentang perang karena memang bukan prajurit. Sementara Goliat adalah seorang pahlawan gagah berani, tentara terlatih yang ditakuti musuh-musuhnya.

Dikisahkan ketika itu Daud dan Goliat bertarung satu lawan satu dengan konsekuensi siapapun yang kalah, akan diikuti penyerahan diri seluruh pasukannya tanpa syarat kepada pasukan pihak pemenang. Banyak orang meragukan Daud dengan segala keterbatasannya, sebagian besar mengolok, mengejek, bahkan banyak yang sudah menganalisa kekalahan Daud dengan analisa SWOT hehe..Saat menghadapi Goliat, Daud tidak menggunakan satupun dari attribut perang, dia lebih nyaman tampil dengan attribut seorang penggembala. Dengan hanya mengenakan baju gembala, membawa tongkat, sebuah pengali-ali (ayunan tali yang ujungnya ditempatkan sebuah batu) atau orang jawa bilang ketapel dan lima buah batu kali. Daudpun siap maju berperang. Gile...!

Pada waktu yang ditetapkan Daudpun berada di lembah pertempuran berhadapan dengan Goliat. Goliat terpingkal-pingkal melihat anak ingusan menghadapi sang pahlawan. "Hahaha... kamu pikir aku anjing ya.. kok kamu hadapi aku pakai tongkat segala! haha... "ledek Goliat. Dan "Ggeerrr..." seluruh pasukan Goliatpun tertawa sejadi-jadinya. "Busyet...aku ditertawain mereka deh!" kata Daud dalam hatinya. Lalu Daud berteriak lantang, "Kamu datang dengan membawa pedang tapi aku datang dengan keyakinan dan kamupun akan aku kalahkan!!" Tak menunggu lama lagi, Goliat berjalan maju kearah Daud, sementara Daud berlari mendekati Goliat sambil mengayunkan pengali-nya. Daud mengarahkan pengali-nya kearah dahi Goliat yang terbuka karena semua bagian tubuh Goliat terlindungi baju perang termasuk mengenakan topi perang dan terlepaslah sebuah batu, menghujam dahi Goliat. Hantaman batu itu merobohkan Goliat seketika itu juga. Tumbang pula kemustahilan.

Persaingan dunia usaha kerap sekali seperti Daud vs Goliat, saat pemodal besar atau perusahaan skala nasional merangsek ke pasar berhadapan dengan pengusaha lokal yang notabene bermodal pas-pasan. Perusahaan besar dengan mudah membombardir pasar dengan potongan harga, banting harga dengan belanja iklan di media massa, billboard dan media lain yang menelan dana miliaran rupiah guna membangun marketshare. Perusahaan lokal tak kan mungkin menang dengan strategi banding harga ataupun iklan karena dana terbatas, bila dipaksakan perusahaan lokal tak mungkin bergerak dinamis layaknya Daud dipaksa mengenakkan baju perang sang raja. Ini upaya mengurangi usia perusahaan sebelum masuk "liang kebangkrutan". Karena resources yang berbeda maka strategi perusahaan lokal haruslah berbeda pula dengan perusahaan besar. Just be your self! Focus on what you have. Kerjakan apa yang bisa dilakukan dengan resources yang dimiliki, tidak perlu meniru langkah pesaing, tidak perlu mengikuti ritme permainan pesaing Anda namun sebaliknya Anda harus berbeda, mainkan ritme Anda sendiri karena resources pesaing berbeda dengan yang Anda miliki.

Seringkali memenangkan persaingan usaha yang demikian kompleks hanya dibutuhkan cara yang sederhana, sama seperti Daud hanya butuh pengali-ali dan batu kali maksudnya berikan pandangan kepada pesaing Anda bahwa Anda bukan tandingan yang sebanding walaupun ada strategi dan kekuatan yang luar biasa yang Anda miliki. Strategi ini akan membuat pesaing besar Anda tidak merasa terancam, biarkan dia besar kepala karena disitulah akan terlihat kelemahannya. Di saat "singa" sedang tidur Anda bergerak proaktif artinya langkah Anda harus selalu one step a head.

Pesaing tidur, Anda bangun

Pesaing jalan, Anda berlari

Pesaing lari, Anda terbang

Sam Walton pendiri Wal-Mart pernah berujar "Anda tak kan bisa menang dengan Wal-Mart dalam strategi harga murah tapi Anda bisa kalahkan Wal-Mart dengan excellent service" Perkataan Sam ini ditujukan pada retailer lokal. Hal ini benar karena slogan Wal-Mart adalah every day is low prices dan dengan kekuatan Distribution Center dan jumlah outlet yang menyebar di seluruh antero Amerika, tentu mereka dapat harga murah dari supplier. Di Indonesia ini berlaku pula pada Hypermart, Carrefour, Giant, Alfamart ataupun indomaret. Mainkan excellent service, sentuhan layanan personal sangat diperlukan dan ini hanya memerlukan pelatihan konsisten. Untuk kegiatan promosi manfaatkan word of mouth tidak perlu dana yang besar karena Anda hanya menggunakan kepuasan pelanggan sebagai trigger untuk memberitahu teman dan keluarga mereka. Lakukan strategi marketing yang berbeda namun sederhana. Bila perusahaan Anda di bidang supermarket, sering-seringlah buatlah acara incip incip dan program aktivasi untuk produk non food, tujuannya agar ada pengenalan produk serta daya tarik keramaian. Bila ada lucky draw dari supplier, mintalah dikemas dalam bentuk game attraktif yang melibatkan customer. Buatlah juga even dengan lingkungan sekitar / customer misalnya jalan pagi, bike for health, aerobik, lomba menggambar, fashion show untuk balita / anak TK, supermarket trip dan lain lain, semua even tersebut bisa bekerja sama dengan beberapa supplier dan lakukan secara rutin. Bagi yang memiliki toko sport Anda bisa sediakan mini golf yang perlu space tak kurang 2x2m buat incip-incip, atau mensponsori pertandingan bulu tangkis amatir dalam komunitas tertentu antar team, apalagi nampaknya ada demam bulu tangkis di beberapa kota dan inipun memungkinkan kerjasama dengan supplier, dan even kreatif lainnya.

Pemain lokal dapat bergerak lebih fleksibel / dinamis dalam mengadakan kegiatan promosi yang inovatif dengan budget dana kecil sementara pemain besar biasanya birokrasi terlalu panjang, ini celah yang bisa dimanfaatkan pemain lokal untuk menciptakan positioning yang berbeda. Jadilah Daud yang lincah, cerdik serta proaktif mencari celah lawan. Sukses bos.. (AB)

Baca Selengkapnya »»

The Power of Giving


Beberapa hari ini gairah menulis saya di blog sempat macet, bukan karena ide tapi lebih karena ada beberapa rekan menyoroti tata bahasa dan tata cara penulisan yang menurut mereka kurang tepat. Atas saran mereka saya menyampaikan banyak terima kasih, namun tanpa disadari saran tadi membuat saya ragu mem-posting dua karya tulis saya ke blog gplus dan dampak berikutnya saya jadi kurang sreg menulis. Dampak positif dari rekan saya tadi adalah saya sibuk mengumpulkan informasi tentang tata cara penulisan yang benar sebagai bagian proses pembelajaran saya.

Saat saya menuliskan tulisan ini, saya baru disadarkan tentang motif utama yang melatarbelakangi keberadaan blog gplus. Motif tersebut adalah MEMBERI. Ya.. betul motif blog gplus adalah memberi serta membagi motivasi, pengetahuan, pengalaman hidup dan gagasan kepada para klien, kolega, teman dan siapa saja yang haus akan pembelajaran. Karena motif MEMBERI inilah saya kembali bergairah menuliskan gagasan, pengetahuan dan pengalaman hidup saya kepada para rekan-rekan sekalian setelah beberapa hari saya macet menulis.

Hari Selasa lalu, tepatnya tanggal 24 Juni ketika saya berada di salah satu tempat ibadah di Surabaya untuk memberikan training. Tiba-tiba dibenak saya muncul pengetahuan tentang the power of giving, kekuatan memberi. Nah pengetahuan inilah yang mendorong saya ditengah malam seperti ini terjaga dari tidur dan mulai mengetikkan tulisan ini pada Nokia 9300 saya. Ya.. keinginan untuk berbagi dengan Anda lewat tulisan jauh lebih penting daripada tata cara penulisan yang dapat saya pelajari seiring dengan proses tulis menulis itu sendiri.

Oke.. mari kita mulai pembahasan tentang kekuatan memberi. Memberi adalah proses yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan manusia. Ini adalah esensi, inti dari kehidupan itu sendiri. Tahukah Anda bahwa kehadiran Anda di dunia ini karena proses memberi? Bukankah kita dilahirkan didunia ini dimulai saat ayah kita memberikan benihnya pada ibu kita? dan karena kehendakNYA, proses tersebut menghasilkan kehidupan Anda dan saya. Kekuatan MEMBERI adalah menciptakan KEHIDUPAN. Tindakan kita memberi akan menciptakan kehidupan yang kita inginkan. Bila Anda ingin mendapatkan banyak kebaikan di dunia ini, maka Anda harus memberi kebaikan Anda pada siapapun, dimanapun dan kapanpun. Bila Anda ingin mendapatkan banyak wawasan Anda harus memberikan waktu, tenaga dan uang Anda untuk membeli buku, surfing di dunia maya, membaca dan juga membagikan wawasan yang Anda miliki kepada orang lain agar Anda mendapatkan pemahaman baru atas wawasan tersebut. Saya punya kolega yang suka memberi, beliau adalah seorang yang dermawan karenanya usaha beliau maju cukup pesat dalam waktu singkat, hal ini wajar karena banyak orang yang merasakan kebaikannya, berdoa untuk kelimpahan rejeki pada keluarga beliau.

Dasar memberi yang sebenarnya adalah ketulusan, tanpa ketulusan kita memberi pasti ada udang dibalik rempeyek hehe.. ada pamrih disitu, ada tuntutan disitu. Memberi dengan ketulusan ada tujuan mulia disitu yakni membantu, menolong, disini tak melihat siapapun orangnya namun melihat apa kebutuhannya. Memberi dengan pamrih melihat siapa orangnya dan manfaat yang dia terima, ini seperti orang yang menaruh umpan saat dia memancing. Memberi akan kehilangan kekuatannya bila ada pamrih. Orang yang melakukannya hanya akan mendapatkan ikan yang terpaut di kail tidak lebih.

Memberi adalah proses aktif sementara diberi (baca menerima) adalah proses pasif. Memberi bukan hanya berkaitan dengan uang atau materi namun juga pada resources yang kita miliki, pengetahuan, ketrampilan, waktu, tenaga, serta apapun yang ada pada diri kita. Memberi lebih melibatkan pada siapa diri kita dan apa yang ada pada kita. Dengan memberi, Anda dituntut lebih aktif bergerak sementara diberi membuat Anda tidak bergerak kemanapun. Sewaktu saya memiliki blog yang didasari keinginan memberi, saya dituntut untuk lebih mengembangkan pemikiran saya melalui karya tulis dan nantinya tanpa disadari kemampuan saya dalam menulis, pengetahuan serta pemahaman saya semakin bertambah. Tentunya manfaat ini akan saya nikmati seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini tentu berbeda bila saya hanya menerima pengetahuan dari orang lain.

Proses aktif ini sama halnya bila Anda bekerja, saat Anda bekerja memberikan yang terbaik (waktu, tenaga, pengetahuan dan ketrampilan yang Anda miliki) untuk perusahaan maka hal ini akan diperhitungkan kemudian, walaupun mungkin tidak saat ini atau dalam waktu dekat Anda merasakan manfaatnya, namun apa yang Anda berikan secara konsisten tersebut akan menghasilkan etos kerja, ritme kerja serta kualitas diri yang permanen. Dan ini akan memberikan keuntungan pada diri Anda dalam jangka panjang. Hasil ini berbeda, bila Anda tidak memberi yang terbaik ; berbeda bila Anda berhenti memberi yang terbaik saat Anda merasa yang Anda terima tidak sesuai ; berbeda bila Anda mulai berhitung atas apa yang Anda berikan. Bagaimana menurut Anda? (AB)

Baca Selengkapnya »»

Jumat, 27 Juni 2008

Kisah Sukses Lee Myung Bak


Jika Anda sering mendengarkan filosofi "Success is My Right", yakni sukses adalah hak milik siapa saja, barangkali kisah yang dialami presiden terpilih Korea Selatan ini mampu menjadi contoh nyata. Lee Myung-bak yang baru saja memenangkan pemilu di Korea ternyata punya masa lalu yang sangat penuh derita. Namun, dengan keyakinan dan perjuangannya, ia membuktikan, bahwa siapa pun memang berhak untuk sukses. Dan bahkan, menjadi orang nomor satu di sebuah negara maju layaknya Korea Selatan.

Coba bayangkan fakta yang dialami oleh Lee pada masa kecilnya ini. Jika sarapan, ia hanya makan ampas gandum. Makan siangnya, karena tak punya uang, ia mengganjal perutnya dengan minum air. Saat makan malam, ia kembali harus memakan ampas gandum. Dan, untuk ampas itu pun, ia tak membelinya. Keluarganya mendapatkan ampas itu dari hasil penyulingan minuman keras. Ibaratnya, masa kecil Lee ia harus memakan sampah!

Terlahir di Osaka, Jepang, pada 1941, saat orangtuanya menjadi buruh tani
di Jepang, ia kemudian besar di sebuah kota kecil, Pohang, Korea. Kemudian, saat remaja, Lee menjadi pengasong makanan murahan dan es krim untuk membantu keluarga. "Tak terpikir bisa bawa makan siang untuk di sekolah,"sebut Lee dalam otobiografinya yang berjudul "There is No Myth," yang diterbitkan kali pertama pada 1995.


Namun, meski sangat miskin, Lee punya tekad kuat untuk menempuh pendidikan tinggi. Karena itu, ia belajar keras demi memperoleh beasiswa agar bisa meneruskan sekolah SMA. Kemudian, pada akhir 1959, keluarganya pindah ke ibukota,
Seoul, untuk mencari penghidupan lebih baik. Namun, nasib orangtuanya tetap terpuruk, menjadi penjual sayur di jalanan. Saat itu, Lee mulai lepas dari orangtua, dan bekerja menjadi buruh bangunan. "Mimpi saya saat itu adalah menjadi pegawai," kisahnya dalam otobiografinya.

Lepas SMA, karena prestasinya bagus, Lee berhasil diterima di perguruan tinggi terkenal,
Korea University. Untuk biayanya, ia bekerja sebagai tukang sapu jalan. Saat kuliah inilah, bisa dikatakan sebagai awal mula titik balik kehidupannya. Ia mulai berkenalan dengan politik. Lee terpilih menjadi anggota dewan mahasiswa, dan telibat dalam aksi demo antipemerintah. Karena ulahnya ini ia kena hukuman penjara percobaan pada 1964.

Vonis hukuman ini nyaris membuatnya tak bisa diterima sebagai pegawai Hyundai Group. Sebab, pihak Hyundai kuatir, pemerintah akan marah jika Lee diterima di perusahaan itu.
Namun, karena tekadnya, Lee lantas putar otak. Ia kemudian membuat surat ke kantor kepresidenan. Isi surat bernada sangat memelas, yang intinya berharap pemerintah jangan menghancurkan masa depannya. Isi surat itu menyentuh hati sekretaris presiden, sehingga ia memerintahkan Hyundai untuk menerima Lee sebagai pegawai.

Di perusahaan inilah, ia mampu menunjukkan bakatnya. Ia bahkan kemudian mendapat julukan "buldozer", karena dianggap selalu bisa membereskan semua masalah, sesulit apapun. Salah satunya karyanya yang fenomonal adalah mempreteli habis sebuah buldozer, untuk mempelajari cara kerja mesin itu. Di kemudian hari, Hyundai memang berhasil memproduksi buldozer.


Kemampuan Lee mengundang kagum pendiri Hyundai, Chung Ju-yung. Berkat rekomendasi pimpinannya itu, prestasi Lee terus melesat. Ia langsung bisa menduduki posisi tertinggi di divisi konstruksi, meski baru bekerja selama 10 tahun. Dan, di divisi inilah, pada periode 1970-1980 menjadi mesin uang Hyundai karena Korea Selatan tengah mengalami booming ekonomi sehingga pembangunan fisik sangat marak.


Setelah 30 tahun di Hyundai, Lee mulai masuk ke ranah politik dengan masuk jadi anggota dewan pada tahun 1992. Kemudian, pada tahun 2002, ia terpilih menjadi Wali Kota Seoul. Dan kini, tahun 2007, Lee yang masa kecilnya sangat miskin itu, telah jadi orang nomor satu di Korea Selatan. Sebuah pembuktian, bahwa dengan perjuangan dan keyakinan, setiap orang memang berhak untuk sukses, 'Success is My Right'!!!


Keberhasilan hidup Lee, mulai dari kemelaratan yang luar biasa hingga menjadi orang nomor satu di Korea Selatan, adalah contoh nyata betapa tiap orang bisa merubah nasibnya. Jika orang yang sangat miskin saja bisa sukses, bagaimana dengan kita? Mulailah dengan keyakinan, perjuangan, dan kerja keras, maka jalan sukses akan terbuka bagi siapapun.
Salam sukses Luar biasa!!!

Team Andrie Wongso

Baca Selengkapnya »»

Rabu, 25 Juni 2008

Hidden Treasure


Kehidupan di sekitar kita seringkali terlihat bagaikan suatu ironi. Ada banyak orang memulai sesuatu di titik yang sama namun hasilnya jauh berbeda. Pendidikan boleh sama, status sosial boleh sama, lingkungan boleh sama namun hasilnya tidak selalu sama bahkan sering extremely different. Sama-sama berawal sebagai pekerja serabutan namun yang satu menjadi seorang Direktur sementara banyak yang lain tetap sebagai pekerja serabutan, ironisnya dalam rentang waktu yang sama. Atau bahkan berawal dari kondisi yang benar-benar hopeless seperti Chris Gardner, seorang tunawisma namun berakhir sebagai milyuner, atau seperti Sudono Salim, sebagai perantau yang tak memiliki apapun setibanya di Indonesia namun berakhir sebagai konglomerat.

Input boleh sama namun output berbeda, hal ini karena prosesnya berbeda. Proseslah yang menentukan hasil. Proses seperti apa yang membedakan mereka yang berhasil dan yang bukan. Proses itu tidak terkait tingkat pendidikan, status sosial, tingkat ekonomi atau bahkan nasib baik. Ini semua terkait proses yang secara kontinyu harusnya melekat pada diri manusia sejak dia lahir dan bahkan sampai akhir hidupnya, yakni proses pembelajaran.

Proses pembelajaran mutlak harus ada dalam diri setiap manusia di setiap hari dia menjalani hidup. Inilah inti dari kehidupan manusia, hidup adalah belajar dan belajar untuk hidup yang sejati. Kenapa kita harus terus belajar? karena tanpa proses ini, sejatinya manusia meninggalkan hakikat hidupnya. Tanpa proses ini manusia tak lebihnya sebagai makhluk hidup yang menjalani hidupnya secara monoton, hanya sekedar mempertahankan kelangsungan hidupnya (menjalani hidup apa adanya), bukan untuk meraih hidup yang seharusnya, padahal Sang Pencipta menciptakan manusia serupa dan segambar denganNYA bukan sekedar mahkluk hidup semata.

Ya.. serupa dan segambar denganNYA. Namun ini bukan tiba-tiba muncul namun perlu diupayakan dengan sekuat tenaga, dengan segenap hati, dengan segenap pikiran. Upaya itu berupa pembelajaran dari waktu ke waktu, dari hari ke sehari. Upaya ini dilakukan bukan semata-mata melalui pendidikan formal ataupun pendidikan non formal. Proses pembelajaran dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan dalam kondisi apa saja. Proses ini berhubungan dengan semua indera kita sebagai manusia. Dari mata, kita bisa membaca, melihat, mengamati. Dari telinga, kita bisa mendengar, menyaring suatu informasi. Dengan tangan kita bisa belajar berbagai pekerjaan dengan baik, mengetik, melukis, memainkan alat musik, dan sebagainya. Dari otak, kita bisa berpikir, mengasah instuisi, menganalisa, memilih keputusan, dan memerintahkan seluruh anggota tubuh kita sebagai instrumen pembelajaran. Dan memang sebenarnya itulah tujuan kita diciptakan untuk membangkitkan potensi yang sangat luar biasa dalam diri kita melalui proses pembelajaran.

Dengan belajarlah kita bisa meraih kapasitas maksimum yang telah Sang Pencipta rancangkan untuk kita. Berhenti belajar berarti kita menyia-siakan kehidupan itu sendiri. Dengan belajar pulalah kita dapat mengejar dan mengetahui kebenaran dan tujuan kita berada dalam dunia ini. Proses pembelajaran inilah yang menjadi inti dari kesuksesan, inti dari pencapaian kebahagiaan, inti dari pencapaian kesejahteraan. Karenanya jangan membuang waktu dengan mengabaikan proses penting ini, sebaliknya gunakan sebaik mungkin waktu yang ada untuk senantiasa belajar.

Proses belajarlah yang menjadikan perusahaan sebesar Toyota, General Motor, Wal Mart dikagumi di kancah international. Astra, Unilever di segani di Indonesia dan banyak lagi perusahaan besar lainnya. Mereka besar karena sumber daya di dalamnya adalah pembelajar, dari eksekutif puncak, level manajemen madya bahkan level terbawahpun di tekankan pada proses ini. Kisah seorang Chris Gardner, William Soeryajaya, Teddy P Rahmat, Bill Gates dan ribuan orang sukses lainnya pun semua berawal dari nol. Dengan belajar, 'zero menjadi hero'.

Potensi yang terpendam dalam diri manusia harus terus di explore dengan pembelajaran agar pelipatgandaan kemampuan atau kapasitas dapat terjadi. Proses pembelajaran ini tidak dapat dilakukan asal-asalan tapi harus dikerjakan dengan ketekunan dan dengan spirit of excellent. Excellent is not found in being the best but doing your best.

Dengan melakukan yang terbaik dari pekerjaan yang kita miliki hari ini akan membuat pemahaman yang lebih baik dari pekerjaan kita saat ini dan pemahaman yang lebih baik akan membuat kita dapat berupaya kreatif untuk bekerja lebih efektif. Bekerja dengan efektif tentunya akan membuat kemampuan kita untuk pekerjaan tersebut menjadi lebih baik lagi sehingga dari biasa menjadi luarbiasa, dari amatir menjadi profesional. Bila proses belajar ini secara konsisten berjalan seiring waktu berjalan, seiring dengan penambahan usia maka makin bertambah usia, bertambah pula kemampuan, bertambah kemampuan akan menambah value dan akhirnya bertambah pula kesejahteraan kita.

Inilah yang dimaksud hidden treasure harta terpendam kita yang kadang tidak disadari oleh manusia yang tidak melek akan proses belajar. (AB)

Baca Selengkapnya »»

Are You Still in The Box


Musuh utama dari kemajuan dan pertumbuhan adalah rasa takut. Rasa takut ini membatasi pikiran dan tindakan kita layaknya sebuah kotak dan kita berada di dalamnya. Ketakutan itu menyamar sebagai rasa aman, rasa puas diri, dan juga rasa nyaman dalam diri kita. Hal ini yang membuat kita enggan melakukan sesuatu yang baru, sesuatu yang menantang, sesuatu yang belum pasti. Kotak ini membuat kita lamban terhadap perubahan, kotak ini pula yang membuat kita tidak dapat melompat jauh lebih tinggi.

Mereka yang in the box bukan lagi fokus pada penambahan kapasitas namun kenyamanan dengan kapasitas yang ada. Pernah ada store manager saya, mengatakan dengan arogannya "Saya punya pengalaman 20 tahun dan saya bekerja dengan baik jadi ga perlu bicara peningkatan kerja pada saya." Usia dan keluarga juga menjadi alasan utama mereka dan masih banyak alasan lainnya yang sebenarnya mencerminkan ketakutan, kekuatiran dan pesimisme mereka serta tanpa disadari ini mengurung potensi terbaik mereka.

Mereka salah mengajukan pertanyaan saat keinginan untuk out of the box muncul. "Ah.. ngapain aku harus merubah gaya kepemimpinanku dan membenahi sistem kerja perusahaan, dengan cara gini aja aku bisa membesarkan perusahaanku kok!" ujar salah seorang pengusaha di Jawa Timur. Dan kini usahanya tambah maju deh.. ke belakang maksud saya. Harusnya pertanyaan tadi dirubah bagaimana bila perusahaanku makin bertambah besar saat aku melakukan perubahan. Nah itu pertanyaan optimisme bukan arogansi bung!

Saat saya memutuskan untuk memulai usaha sendiri sebagai trainer dan konsultan, serta meninggalkan tawaran posisi GM dan fasilitas yang ada, hal yang sama juga saya rasakan. Berat memang karena semuanya diawali dari nol lagi. Saya menumbuhkan optimisme dan keberanian out of the box dengan mengajukan pertanyaan yang tepat. Bagaimana kalau keputusan memulai dari nol ini akan membuat hasil yang berlipat-lipat dan memberi kontribusi jauh besar dalam pengembangan banyak manusia serta mampu mencapai impian saya lebih cepat.

Out of the box artinya bahwa kehidupan adalah proses yang tiada henti untuk belajar lebih baik dan lebih baik. Menurut saya kalau orang terlalu lama in the box bisa-bisa dipaketkan ke tempat yang tak dikehendaki orang itu sendiri. Sama seperti rumah bila dibiarkan saja tanpa melakukan perubahan apapun maka rumah tadi akan semakin menurun kondisinya alias rusak. Sama juga seperti karir store manager saya yang akhirnya dipaket keluar kantor alias di PHK. Nah kalau udah gitu repot kan? Tanyakan pada diri kita sebelum dipaket-kan are you still in the box? (AB)

Baca Selengkapnya »»

Apa Yang Ada Padamu


Pernahkah Anda menanyakan hal ini pada diri Anda? disaat Anda menghadapi masalah hidup, disaat Anda merencanakan masa depan bahkan disaat Anda terpuruk dalam kegagalan. Pertanyaan ini simple namun sangat berarti dalam kehidupan Anda. Jawaban dari pertanyaan ini bisa menentukan the next step yang akan Anda tempuh dalam kehidupan Anda. Dan bila pertanyaan ini ditujukan pada Anda untuk kesuksesan masa depan, jawaban apa yang Anda berikan?

Banyak orang salah melangkah karena tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana ini. Apa yang ada padamu?
"Aku tidak punya modal, mana mungkin aku bisa punya usaha sendiri."
"Aku tidak punya gelar sarjana, mana mungkin karirku memingkat."
"Aku ga punya banyak kolega seperti temanku itu yang membuat dia banyak order."
"Aku tidak sepandai dia, dia punya otak begitu encer, sementara otakku membeku begini susah rasanya bisa punya posisi bagus seperti dia."
"Yah.. dia anak orang kaya, pantes dia dapat sukses seperti sekarang, nah aku... punya apa?"
Jawaban diatas bukanlah jawaban yang tepat karena tidak menjawab apa yang dimilikinya namun membandingkan apa yang orang lain punya sehingga tidak ada next step yang berarti.

Apa yang ada padamu? harus dijawab dengan sikap proaktif artinya jawaban itu harus berfokus pada diri Anda. Apa yang Anda miliki, Anda pasti memiliki potensi, bakat, atau apapun juga yang ada pada Anda tak peduli seberapa kecil menurut Anda. Apa yang Anda miliki adalah fokus pada sesuatu yang bisa Anda lakukan, yang bisa Anda kembangkan. Anda akan yang berarti karena Anda do something dari Apa yang Anda miliki. Anda tidak mungkin do something atas sesuatu yang tidak Anda miliki.

Dahlan Iskan dalam gala dinner Musda REI Jatim ke-11 berujar agar sukses perusahaan harus juga fokus, fokus pada resources yang ada. Apa yang bisa Anda lakukan dengan SDM, kemampuan produksi, image perusahaan, sistem manajemen, dan resources lainnya. Maksimalkan resources Anda! "Selama 15 tahun, saya mengurusi Jawa Pos saja, siang dan malam di kantor." kata Dahlan Iskan. Dan kita pun tahu betapa besar Jawa Pos kini.

Apa yang ada padamu? berfokus pada tanggung jawab dan kewajiban Anda yang harus Anda lakukan sementara rejeki menjadi tanggung jawabNYA. Do your part and let GOD do the rest. (AB)
Baca Selengkapnya »»

Listrik PET! Pelayanan Pun Terlantar


Artikel ini ditulis saat saya berada di UPTSA (Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap) Pemkot Surabaya. Sewaktu puluhan warga ingin melakukan pembayaran atau pengurusan ijin, eh.. tiba-tiba listrik PET... alias padam dan anehnya padamnya sebagian ada counter yang listriknya hidup dan ada juga yang mati. Padahal Layanan UPTSA ini sangat komplek ada sekitar 40an jenis layanan masyarakat Surabaya yang dilakukan disini. Sementara warga yang datang ke UPTSA sebagian berasal dari pinggiran kota Surabaya yang perjalanannya memakan waktu tak kurang dari 45 menit.

Sebagian warga kecewa, ada yang langsung pulang, ada yang sabar menunggu, ada yang menggerutu. Beragam ekpresi warga mencerminkan kekecewaan ini. Heran juga dengan pelayanan yang begitu banyak harusnya pemkot menyediakan genset sebagai cadangan bila sewaktu-waktu terjadi pemadaman apalagi dengan adanya ancaman krisis listrik Jawa Bali, sudah selayaknya Pemkot melakukan antisipasi khususnya untuk pelayanan langsung ke masyarakat. Mengharapkan masyarakat datang kembali bila listrik padam tentunya bukan pilihan bijak mengingat BBM tidak lagi murah.

Hal ini juga merupakan bagian dari customer service, yakni memenuhi harapan warga yang ingin terlayani dengan sempurna. Hal-hal tak terduga seperti listrik padam adalah salah satu yang harus diantisipasi. Dampak dari listrik padam bagi pemkot mungkin hanya kekecewaan warga, pegawai yang berhenti bekerja, paling banter tertundanya pemasukan uang pembayaran, namun toh.. warga juga akan kembali lagi beberapa lagi kemudian karena memang warga tak ada pilihan.

Hal ini berbeda dengan dunia usaha, yang sarat dengan persaingan. Ketidakmampuan perusahaan dalam mengelola customer service yang sempurna akan membuka peluang berpindahnya customer ke competitor yang artinya berpindahnya omset ke kantung mereka. Belum lagi bila competitor memiliki value added dalam setiap service-nya, dan customer kita yang tadi berpindah menjadi lebih puas, maka kehilangan customer adalah dampak buruknya. Belum lagi bila customer tadi menyebarkan kelebihan competitor dan kelemahan perusahaan kita dalam memuaskan kebutuhan dan harapan customer tentu image perusahaan menjadi taruhannya, dan inilah dampak terburuk dari penanganan customer service yang tidak maksimal.

Jangan sampai customer service perusahaan Anda PET, dan Anda kehilangan customer setia Anda. Layanan perusahaan Anda jangan seperti PLN yang Byar...PET (AB)

Baca Selengkapnya »»

Minggu, 22 Juni 2008

Wong Ndeso


Dalam penerbangan saya menuju bandara Juanda Surabaya dari bandara Sepinggan Balikpapan, saya mendapatkan seat di sebelah jendela yang memang selalu saya inginkan di setiap penerbangan. Itu adalah kesempatan untuk menikmati keagungan Sang Pencipta dari ketinggian. Di tengah kepenatan selepas memberikan training untuk beberapa klien di Samarinda dan Balikpapan, rasanya suatu kelegaan bila dapat mensyukuri kemegahan karyaNYA.

Namun kemauan hati ini harus ditahan, karena ada seorang bapak paru baya yang sedang menduduki seat saya pas di sebelah jendela. Rasanya sebel deh.. lalu saya tunjukkan nomor seat saya serta menunjukkan nomor kursi di atas tempat duduk kami, tanpa tendeng aling-aling lagi saya minta dia untuk pindah seat dekat aisle. Bapak tadi nurut aja sambil meminta maaf, dan saya puas dapatkan seat saya dekat jendela. Hehe... kata hati saya sambil tersenyum simpul, senyum kemenangan.

Beberapa saat sebelum pesawat tinggal landas, saya mulai memasang dan mengencangkan seat belt saya sambil melirik ke arah bapak tadi yang berada disamping saya, dia rupanya tidak mengerti bagaimana memasang seat belt. Untunglah pramugari menunjukkan bagaimana menggunakan seat belt, sehingga diapun dapat memasang seat belt. Kejadian ini tiba-tiba menemplak saya, saya langsung diingatkan pada kejadian pertama kali saya naik pesawat, waktu itu maskapainya Simpati Air penerbangan menuju Palangkaraya. Wong ndeso yang naik pesawat baru di usia 23 tahun ini juga ga ngerti bagaimana memasang seat belt. Kontan saja, hal ini membuat saya menyesal dengan tindakan saya menyuruh bapak tadi pindah seat. Nurani saya langsung saja berteriak, "Siapa sih loe? bukankah kamu juga wong ndeso yang kini bisa menyandang status wong metropolis, ga usah sombong segala deh! ga pantes tahu!" kata hati saya. Walaupun penerbangan saya ga terhitung lagi, rasanya malu saat saya berkaca kembali, siapa sih saya?.

Saya segera melunak dan mulai mengajak bapak tadi ngobrol setelah pramugari selesai mendemontrasikan petunjuk keselamatan sambil mengkonfirmasi apakah ini penerbangan pertama beliau. Dan akhirnya benar juga dugaan saya, malu jadinya saya. Tanpa menunggu lama lagi, saya langsung menawarkan seat saya dekat jendela pada beliau sesaat setelah pesawat tinggal landas, dan langsung berdiri menyilahkan beliau untuk pindah dan beliaupun akhirnya mendapatkan seat dekat jendela pada penerbangan pertamanya dan saya yakin beliau sangat ingin menikmati penerbangan pertamanya dengan menikmati kemegahan alam dari balik pesawat.

Lalu kamipun bercakap-cakap layaknya teman lama dan sesekali saya biarkan beliau untuk menikmati pemandangan, beliau nampak menikmati pemandangan kota Surabaya yang penuh kilauan lampu di malam hari. Sesampainya di bandara Juanda, sayapun dikenalkan pada anaknya yang keesokan harinya di wisuda di salah satu perguruan tinggi di Surabaya.

Kejadian ini mengingatkan saya bahwa siapapun kita hari ini jangan sampai lupa asal muasal kita di masa lalu, hal inilah yang dapat membuat kita tetap bersyukur dan tetap rendah hati bahwa semuanya adalah anugrahNYA. (AB)

Baca Selengkapnya »»

Awas Jaga Jarak Anda!

Slogan ini tentu tidak asing bagi Anda. Sering kita melihatnya pada stiker yang biasanya tertempel di kaca belakang angkot atau slebor belakang kendaraan bermotor, dapat pula kita jumpai di bak belakang truk. Tujuannya agar pengendara yang dibelakang menjaga jarak dengan kendaraan yang di depan agar bila kendaraan di depan berhenti mendadak tidak terjadi tabrakan dengan kendaraan di belakangnya. Maksud slogan ini untuk menghindari konsekuensi dari dampak pelanggarannya "nabrak benjut" yang sering tertempel pula pada bagian belakang kendaraan hehe... Slogan ini tepat untuk tujuan yang tepat di jalanan yang cukup rawan terjadinya kecelakaan.

Slogan ini tepat juga digunakan pada pasangan muda mudi yang lagi dimabuk asmara. Awas jaga jarak Anda! berarti kalau terlalu dekat akan berpotensi terjadi tabrakan yang berakibat pada buntingnya perut pemudi karena sang pemuda telah menaruh down payment-nya hehe..

Awas jaga jarak Anda! juga dapat digunakan pada hubungan sekretaris dengan boss-nya khususnya bagi boss yang sudah beristri dan saling curhat masalah pribadi. Bila ini terlalu sering dan terlalu dekat bisa berpotensi pada berakhirnya mahligai pernikahan sang boss dengan istrinya. Dan biasanya penyesalan datang belakangan boss... do not forget boss!

Sayangnya slogan ini juga sering dipakai pada kepemimpinan di banyak perusahaan. Top manajemen sering kali menjaga jarak dengan anak buah mereka baik di level middle maupun di bottom manajemen. Hubungan mereka sebatas hubungan kerja yang lebih menekankan pada instruksi dan ketaatan pada instruksi itu sendiri. Hubungan ini menganggap manusia sebagai aset perusahaan, pimpinan sebagai operator dan anak buah sebagai mesin yang menjalankan fungsi sesuai instruksi operator. Kalau udah begini yang ada hanya tuntutan dari kedua belah pihak. Pimpinan mengharapkan sense of belonging dari karyawan yang di dalamnya berarti kepedulian dan kecintaan pada perusahaan. Sementara karyawan sendiri merasa diabaikan, tak ada pengembangan, tak ada pelatihan, tak ada kepedulian perusahaan akan kesejahteraan berdasar prestasi, rasa aman dan penghargaan akan kontribusi. Dua kutub yang tak dapat bertemu karena memang berjauhan boss.. kan katanya jaga jarak!

Karyawan atau anak buah ga akan peduli sebelum pemimpinnya peduli pada mereka. Kepedulian atau kedekatan ini tidak melulu berkaitan dengan uang, sesuatu yang mendasari kenapa pemimpin enggan dekat dengan anak buahnya. Namun bukan hanya uang yang menjadi satu-satunya alasan, pemimpin jaga jarak karena mereka kuatir anak buah akan kurang ajar atau ngelunjak, bahasa jawanya dikasih hati ngerogoh rempelo, benarkah? Hal ini benar bila kedekatan pimpinan dan karyawan tak ada batasan aturan ataupun etika, benar bila pimpinan menjadi sungkan menindak tegas pelanggaran anak buahnya, benar bila ada toleransi akan penyimpangan standard. Selama pemimpin dapat menjalin hubungan dengan karyawan sebagai pribadi maupun mitra kerja dan menindak tegas setiap kesalahan atau penyimpangan standard kerja, maka slogan awas jaga jarak Anda! boleh diabaikan boss. (AB)

Baca Selengkapnya »»

Sabtu, 21 Juni 2008

Daya Cipta Anda

Apa yang membuat perbedaan antara manusia dengan makhluk hidup lainnya ? Kalau jawaban Anda otak, tentu bukan karena hewanpun memilikinya. Jawaban yang tepat karena manusia konon diciptakan menurut rupa dan gambar Allah. Proses itulah yang membuat manusia disebut makhluk mulia, precious dan Tuhan amat mencintainya karena manusia diciptakan untuk kesenanganNya.

Dengan ciptaan yang serupa dengan Allah maka manusia juga mewarisi potensi yang luar biasa. Potensi inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Potensi ini yang menyebabkan manusia dapat terus membangun peradaban yang kian modern dan karya manusiapun telah menembus kemustahilan dengan kian berkembangnya pengetahuan, manusia telah membuat kehidupan menjadi lebih baik.

Apa yang dulu tak mungkin telah menjadi mungkin dengan kemampuan potensi yang luar biasa. Potensi inilah yang saya sebut sebagai suatu anugrah besar yang telah dikaruniakan Sang Pencipta untuk setiap umat manusia. Potensi tersebut mempunyai daya cipta yang luar biasa, yang memungkinkan manusia dapat menciptakan apa saja untuk membuat kehidupan lebih baik. Potensi ini berupa kesadaran diri, imajinasi, hati nurani dan juga kehendak bebas.

Potensi ini memungkinkan manusia untuk terus belajar dan memperbaiki diri secara berkesinambungan dari pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain. Potensi ini juga memampukan manusia untuk berimajinasi bagaimana kehidupan yang diinginkan di masa depan. Daya cipta ini perlu dikembangkan guna mencipta kehidupan yang kita inginkan, tak peduli latar belakang dan masa lalu kita.

Sayangnya banyak manusia mengubur daya cipta ini karena tidak tahu atau tidak berani membayar harga. Potensi ini memang dikaruniakan gratis oleh-NYA namun untuk mengembangkannya diperlukan keyakinan, kemauan, kerja keras dan konsistensi. Hasil dari daya cipta ini tidak serta merta tapi memerlukan waktu, namun hasil dari daya cipta ini jauh lebih besar dari apa yang kita pertaruhkan.

Sukses selalu! (AB)

Baca Selengkapnya »»

Start Tanpa Finish

Coba Anda bayangkan suatu perlombaan lari marathon yang dimulai pada garis start di balai kota Surabaya pada pukul 07.00 berlangsung heboh lantaran pihak panitia tidak memberitahukan dimana garis finishnya. Panitia hanya minta mereka berlari ke arah barat kota tanpa garis finish jelas dan waktu berakhirnya. Perlombaan menjadi seru lantaran ada yang ga mau lari, ada pula yang jalan santai, eh.. ada pula yang akhirnya tertidur di balai kota bahkan ada yang lagi asyik menyeduh kopi di pinggir jalan dan tak sedikit yang kembali pulang rumah dengan hati kecewa.

Bila saya ikut serta pada perlombaan itu sangat mungkin juga saya bertindak hal yang sama, atau bahkan melakukan aksi protes atas ketidakjelasan tersebut. Masak orang disuruh lari marathon tanpa garis finish, gila kali!! Namun ternyata banyak juga yang masih ikut perlombaan itu karena ada kompensasi uang sebagai partisipan. Aneh bukan? tapi dalam perlombaan marathon sesungguhnya hal ini tidak terjadi. Benar kan?

Dalam perlombaan kehidupan, perlombaan yang sesungguhnya untuk mencapai kehidupan yang berarti baik di dunia maupun akhirat bukankah banyak orang yang bertindak seperti pada perlombaan marathon di atas. Tak ada tujuan yang jelas, tak ada garis finish yang ingin diraih, mereka sekedar jalan-jalan, mereka sekedar menjalani hidup karena "terpaksa" ada nyawa dalam diri mereka. Mereka ga peduli dengan cepatnya waktu berlalu, bagi mereka hidup seperti air yang mengalir tanpa tahu kemana tujuan air tersebut. Ehm... coba pikir,jangan-jangan airnya mengalir ke comberan haha.... Jangan salahkan comberannya tapi mengapa mereka nurut aja! Kalau kehidupan dibiarkan tanpa tujuan dan upaya mengejar tujuan tersebut, maka kehidupan itu sendiri layaknya zombie, hidup segan matipun tak mau. Nah... lho!

Bahkan di dunia bisnispun banyak pula pengusaha yang tak memiliki arah yang jelas, garis finish yang dituju. Mereka hanya sekedar menangkap peluang lalu bekerja keras tanpa pernah serius memikirkan mau dibawa kemana bisnis mereka ditengah persaingan usaha dan perubahan ekonomi yang kian pesat. Sesekali mereka berupaya namun tak terprogram, boro-boro konsisten, seporadis iya. Ya, supaya dilihat kolega ada upaya gitu lho.. jaga gengsi. Parahnya lagi mereka memacu karyawan mereka untuk bergerak ke arah kemajuan namun tetap tak jelas garis finishnya. "Pokoknya upayakan yang maksimal dik" kata mereka. Sementara anak buahnya berpikir, "maksimal itu berapa pak? dan konsekuensinya apa pak?" Udah maksimal aja, komentar bos.

Ini bukan hanya terjadi di dept penjualan namun terlebih di dept lain yang nota bene adalah dept pendukung kinerja walaupun secara tak langsung bukan penghasil omset. Nah, kalau udah begini, bisa-bisa perusahaan menunggu waktunya tiba untuk tergenjet oleh persaingan dan perubahan situasi ekonomi dan akhirnya mereka gulung tikar tanpa bisa berbuat banyak.

Mungkin sebagian dari mereka, kehidupan dan bisnis mereka tidak akan pernah terpuruk namun garis finish menentukan seberapa maksimal kita berupaya, menentukan bagaimana kita memanfaatkan waktu yang ada guna meraih hasil yang maksimal. Bukankah suatu kerugian yang tak ternilai bila kita hanya meraih sedikit dari hasil yang seharusnya kita bisa peroleh maksimal.

Sssstttt... jangan-jangan Anda salah satu dari mereka tersebut?

Masih mau menjalani hidup atau bisnis tanpa garis finish ? MAU ? 3 (AB)

Baca Selengkapnya »»

Jumat, 20 Juni 2008

What GOD Says About You


Banyak diantara kita yang menjalani kehidupannya berdasarkan perkataan orang lain. Perkataan orang tua, perkataan sahabat, perkataan pasangan ataupun perkataan orang yang sebetulnya tidak mereka senangi. Perkataan orang lain ini dikemas berupa nasehat, pendapat, masukan, kritikan, anjuran bahkan tidak jarang dikemas negatif dalam bentuk sindiran, makian dan hinaan. Perkataan orang lain ini kadang bertujuan untuk "kebaikan" kita (menurut mereka) bahkan tak jarang untuk merendahkan kita. Anehnya sebagian dari kita menyetujuinya, menerimanya dan merasa bahwa kita memang seperti yang mereka katakan dan ini menjadi sebuah citra atau konsep diri. Akhirnya kehidupan kita seperti sebuah produk / cetakan dari perkataan lingkungan di sekitar kita atau kita adalah cetakan dari bagaimana lingkungan memperlakukan kita. Pertanyaannya adalah apakah memang kita dilahirkan di dunia ini seperti yang mereka katakan atau yang mereka yakini tentang kita ? Coba renungkan! Benarkah yang mereka katakan tentang kita? Tentang kegagalan kita? Tentang masa lalu kita ? bahkan tentang masa depan kita ? Bagaimana bila mereka salah tentang kita dan celakanya kita hidup atas perkataan mereka ? Wow… jelas kita rugi banget dan menyesal seumur hidup, bukan hanya seumur jagung lho… hehe Lalu kepada siapakah kita menanyakan hal ini ? sama seperti sewaktu saya membeli Laptop yang saya gunakan untuk menulis artikel ini, sebelum saya dapat menggunakannya secara maksimal feature- feature-nya saya harus melihat pada buku manualnya, buku yang disusun oleh yang menciptakan Laptop saya. Demikian pula dengan kehidupan kita, seharusnyalah kita bertanya kepada yang menciptakan kita, bukan menyakini apa yang dikatakan oleh orang lain tentang kita. Apa kata TUHAN tentang saya ? menjadi pertanyaan penting guna menemukan konsep diri yang benar. Saya pribadi sangat yakin bahwa kita ada di dunia ini bukanlah suatu kebetulan, bukan suatu rancangan kedua orang tua kita, bukan pula suatu kesalahan dari orang tua kita karena sebagian kita tidak diinginkan kelahirannya. Kita ADA karena TUHAN MENGINGINKANNYA tak peduli bagaimana latar belakang dan keadaan kita. Kita ADA karena ada RANCANGAN yang harus kita jalankan, suatu rancangan yang luar biasa, asalkan kita dapat memandang diri kita seperti TUHAN melihat kita. Kita mulia, precious / berharga dan DIA mengasihi kita, tak peduli bagaimana orang lain memandang kita. DIA memandang kita special, unique dan DIA menaruh potensi yang luar biasa dalam hidup kita. (AB)
Baca Selengkapnya »»

Superman vs Anda dan Saya


Sosok Superman yang kita tahu adalah sosok yang low profile, Clark Kent adalah orang yang kalem, sederhana, berkaca mata dan bekerja sebagai jurnalis (jangan bayangkan seperti penulis walaupun ada miripnya) :-). Namun dibalik sosok seperti itu, Clark Kent adalah seorang Superman yang siap membantu bila dibutuhkan, sosok yang tangguh dan dapat diandalkan. Clark Kent tidak terlepas dari sosok Superman, demikian pula sebaliknya. Ini menjadi satu kesatuan yang tidak dapat terlepas. Clark Kent tahu potensi yang dia miliki bukanlah untuk pamer kekuatan, bukan pula untuk kepentingan dirinya sendiri tapi untuk kepentingan kehidupan manusia. Kitapun punya potensi yang luar biasa yang perlu kita kembangkan guna memberi kontribusi buat kehidupan umat manusia. Manusia adalah unique artinya bahwa manusia itu special, manusia pasti berbeda dari manusia lain. Dari 6 miliar penduduk bumi, hanya ada Anda seorang, hanya ada saya seorang tak ada yang bandingannya. Siapapun Anda, Anda direncanakan untuk berkontribusi bagi kehidupan umat manusia dengan potensi yang Anda miliki, potensi yang berbeda untuk peran yang berbeda pula. Tak peduli berapa besar atau kecil peran Anda, namun peran Anda begitu penting bagi kehidupan universal. Sama seperti tubuh kita yang memiliki beragam organ yang bentuknya berbeda namun tetap memiliki peran penting, ketiadaan salah satu organ membuat tubuh kita kurang sempurna. Demikian pula dengan kehidupan Anda. Tanpa Anda dunia inipun kurang sempurna. Masalahnya terletak pada apakah Anda telah mengembangkan atau mengekplorasi potensi yang telah TUHAN berikan untuk Anda. Dalam cerita fiksi, Superman ada untuk memberi kontribusi untuk umat manusia dan dalam dunia nyata Anda dan sayalah Superman itu. Ya.. kitalah manusia yang direncanakan Sang Pencipta untuk memberi warna bagi dunia. Kita punya potensi yang mampu mengerjakan hal-hal yang Super, hal-hal yang luar biasa (walaupun sebagian orang melihat peran kita kecil) namun semaksimal kita menggunakan potensi kita, kita telah melakukan hal-hal luar biasa di mataNYA. Seperti halnya Clark Kent yang tetap rendah hati dengan potensinya, demikian pula halnya dengan kita. Kita layak bersyukur atas potensi yang telah dikaruniakanNYA bagi kita dan tetap rendah hati bila potensi itu telah berkembang dan berdampak bagi kehidupan manusia. (AB)
Baca Selengkapnya »»

Superman

Anda pasti membayangkan sesosok pria ganteng dengan postur tubuh tegap, dengan huruf S di dadanya, “sayap” di punggungnya dan pastinya pakai celana dalam warna merah diluar. Dan juga sesosok pria yang kuat yang kebal peluru, yang mampu terbang tinggi dan mampu menghentikan laju kereta api, betulkan ? Anda benar sekali, maksud saya benar-benar salah! Haha…


Yang saya bahas disini adalah manusia yang melebihi dari Superman, ya benar… bahkan yang menciptakan sosok Superman itu sendiri. Pingin tahu ? yang saya maksudkan adalah Anda dan saya yang memiliki potensi manusia yang mampu menciptakan Superman dari imajinasi seorang manusia. Bukankah Superman adalah hasil kreasi dari potensi manusia yang bernama imajinasi ? Bukankah pencipta lebih hebat dari yang dicipta ? Lalu siapakah Superman itu sendiri ? Benar manusialah Superman itu sendiri. Potensi manusialah yang mampu menciptakan figur Superhero yang menghasilkan ratusan juta US$ melalui film-film buatan Hollywood, dengan teknologi audio visual yang menghasilkan special efek yang mengagumkan seperti tayangan yang nyata.

Potensi manusia memampukan manusia melewati peradaban dengan luar biasa. Coba kita melihat hasil karya potensi manusia melalui keajaiban dunia yang dapat kita kagumi, tembok besar Cina, menara Eifel, menara Pisa, bahkan Borobudur. Bahkan di abad modern ini begitu banyak karya manusia yang luar biasa baik di bidang infrastruktur, building, telekomunikasi, alat transportasi bahkan kemajuan teknologi.

Superman hanya mampu terbang sambil membawa kekasihnya Lana melintasi langit, itupun sesampainya Lana di darat, dia masuk angin dan ujung-ujungnya dia akan kerikan pakai balsam cap Gajah haha…. Sementara potensi manusia mampu membawa berjuta-juta orang melintasi langit, mengantar dari satu benua ke benua lain, dari satu negara ke negara lain. Wow… ini baru Super….Man!!!!

Potensi manusia memampukan manusia untuk mengerjakan sesuatu yang nampaknya mustahil menjadi mungkin. Manusia mampu membuktikan bahwa perjalanan ke luar angkasa bukan lagi hal yang mustahil, dengan uang sebesar US$ 25juta Anda sudah bisa melancong ke luar angkasa. Kemajuan teknologi membuat komunikasi terasa sangat mudah bahkan Anda sudah bisa mengadakan tele conference dengan kolega bisnis di luar negeri tanpa harus hadir disana. Teknologi internet membuat dunia terasa sempit bahkan hanya seluas daun kelor haha…. Anda bisa mendapatkan arus informasi yang sangat cepat, berkomunikasi dengan amat mudah dengan kolega di luar negeri. Inilah potensi manusia yang luar biasa, yang konon diciptakan menurut rupa dan gambar Sang Pencipta karenanya kita menjadi sangat special dibandingkan makhluk ciptaan lainnya.
Kita perlu bersyukur dan mulai bertindak mengeksplorasi potensi kita sebagai manusia untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa bagi kehidupan pribadi kita maupun bagi orang lain dan juga bagi peradaban manusia. Kita bukan sekedar manusia biasa, namun kita punya potensi untuk menjadi manusia luar biasa. Bukan sekedar man tapi Superman, yang menghasilkan sesuatu yang Super…..Man!!!! (AB)
Baca Selengkapnya »»