Kamis, 10 Juli 2008

Siapa Takut ?


Persaingan dalam dunia usaha adalah hal yang lumrah, seperti pepatah mengatakan ada gula ada semut. Kalau suatu usaha dirasakan menguntungkan tentu akan banyak pemain yang memperebutkan 'kue' tersebut. Hal inilah yang membuat banyak pemain usaha gerah dengan persaingan karena 'kue' yang diperoleh dapat terancam oleh pemain lainnya. Namun hal ini tidak mungkin dihindari oleh pemain bisnis.

Pemain usaha haruslah melihat persaingan dari sudut pandang yang berbeda. Persaingan adalah bagian dari permainan bisnis, coba Anda bayangkan bagaimana pertandingan sepak bola Euro 2008 hanya diikuti satu atau dua kesebelasan, hal ini tentu tidak menarik bagi penonton, media massa, bursa taruhan bahkan peserta Euro itu sendiri. Tidak ada tantangan, tidak ada kesenangan, tidak ada hiburan dan tak ada pula peliputan. Persaingan akan mendorong efisiensi, kreatifitas, kualitas, profitabilitas dan juga pertumbuhan perusahaan. Persaingan juga menguntungkan customer karena mempunyai beberapa pilihan sehingga customer dapat menentukan pilihan terbaiknya.

Persaingan sedang mengalir deras masuk diluar Jawa. Pertempuranpun melibatkan banyak pemain besar (nasional) menantang pemain kecil (lokal). Persainganpun dirasa pemain lokal tidak seimbang, pemain nasional memiliki banyak keunggulan sistem manajemen, modal, SDM, dan teknologi. Hal ini tentu meresahkan pemain lokal yang berdampak pada kekalahan sebelum berperang (baca artikel Daud vs Goliat) Pertanyaannya adalah siapa yang bilang? bukankah itu sebuah opini? dan opini belum tentu benar. Para pemain lokal harusnya menantang pemain besar dan dengan lantang berkata "Siapa takut?"

Berikut ada beberapa tips bagi Anda pemain lokal:

1. Be Different

Anda harus berbeda dengan strategi lawan Anda. Ciptakan pola permainan Anda sendiri, jangan mengikuti ritme permainan lawan Anda. Tahukah Anda untuk mengalahkan dominasi Krating Daeng di pasar, Extra Joss menggunakan strategi yang berbeda dengan lawannya? Dengan menciptakan kemasan sachet tentu harga Extra Joss jauh lebih murah daripada menggunakan kemasan botol seperti Krating Daeng. Pasar yang dibidikpun menjadi berbeda walaupun bergerak di kategori produk yang sama.

Contoh lainnya Lion Air. Saat Lion Air ingin merebut pasar Garuda yang sangat tangguh, Lion justru menggunakan pesawat McDonnel Douglas yang tidak secanggih Boeing yang sudah digunakan Garuda. Pelayanan Lion Air pun juga ala kadarnya, hanya segelas Air Mineral dan jarak pendek antar kursi membuat kurang nyaman. Namun perbedaan ini menyebabkan harga tiket yang ditawarkan Lion Air jauh lebih murah, alhasil banyak penumpang memilihnya. Penumpang lebih memilih fungsi ketimbang gengsi, asal sampai ditempat dengan selamat, okelah! Pasar Garuda tergerogoti pula oleh kehadiran Lion Air.

2. Kehebohan

Buatlah kegiatan promosi yang menghebohkan yang mampu membuat konsumen tergerak untuk tidak hanya sekedar tahu tentang brand Anda, tetapi mencoba brand Anda. Disinilah Anda membangun brand image Anda dengan cara kehebohan. Nah, untuk hal ini tidak berarti Anda harus mengeluarkan banyak dana namun lebih pada kreatifitas Anda dalam mengemas kegiatan promosi yang berdampak pada brand impression, bukan sekedar brand experience.

Kelompok Wing Foods menantang dominasi Indofood dengan gebrakan Mie Sedaap yang mengadakan makan mie bersama secara gratis sewaktu promosi awalnya, konon acara makan mie ini mencapai sejuta orang. Dan Kehebohan itu berbuah manis pangsa pasar Indofoodpun tergerogoti dan membuat Indofood kebakaran jenggot. Sebagian konsumen akhirnya beralih ke Mie Sedaap setelah menikmati sensasi 'kriuk' pada mie goreng Sedaap dan koya dan mie soto Sedaap. Setelah itu Indofood meniru kelebihan Mie Sedaap.

3. Jadi buah bibir

Walaupun Anda pemain lokal, brand Anda harus menjadi buah bibir lebih dari pesaing Anda bahkan pesaing Anda yang notabene market leader. Brand Anda harus selalu dibicarakan banyak orang. XL contohnya. XL bukan merupakan market leader, tetapi kenyataanya XL selalu dibicarakan orang. Dengan iklannya yang konyol dan strategi harga yang ditawarkan. Secara langsung maupun tidak
membuat brand ini dikenal dimana-mana dan akhirnya justru dianggap merek yang
menakutkan, bahkan mungkin banyak yang kemudian "terjebak" untuk mencoba dan menggunakannya. Tidak menjadi market leader tidak apa-apa, yang lebih penting dibicarakan orang dimana-mana!

4. Komitmen

Saat Anda ingin melawan market leader atau pemain nasional, Anda harus memfokuskan kegiatan marketing pada hal-hal yang berpotensi menjadi kekuatan utama atau competitive advantage usaha Anda.

Contohnya: Indomarco, saat harus berhadapan dengan kampium supermarket Hero dengan national chain-nya dan berhadapan dengan Hypermarket seperti Carrefour, pasti babak belur. Namun Indomarco menyadari kekuatan distribusinya, maka lahirlah konsep mini market yang bernama Indomaret yang kini tersebar dimana-mana dengan ribuan outlet. Indomaretlah yang pertama kali dijumpai customer sebelum supermarket atau hypermarket karena letaknya yang dekat pemukiman penduduk.

Gimana siap berhadapan dengan pemain nasional? Siapa takut?

Dahsyat! (AB)

1 komentar:

rd.cahyono mengatakan...

wah.. kodoknya lucu pak :)